Minggu, 23 November 2014

PERKEMBANGAN ANAK DAN PEMBELAJARAN USIA DINI



Usia dini, terutama usia tiga tahun pertama, masa yang sangat penting bagi pembentukan otak bayi. Segala yang ia lihat, raba, cicipi, cium atau dengan akan berpengaruh terhadap bagaimana otak berfikir, merasa, bergerak dan belajar. Bayi belajar dengan pesat sejak ia lahir. Mereka tumbuh dan belajar dengan baik. Jika kedua orangtua penuh perhatian, serta para pengasuh memberikan perhatian, kasih sayang, dan rangsangan di samping gizi yang baik, perawatan kesehatan yang memadai serta perlindungan.
Mendorog anak untuk bermain dan melakukan penjelajahan, membantu anak untuk belajar dan berkembang, baik dari aspek sosial, emosi, fisik dan intelektualnya. Semuanya ini akan sangat membantu agar anak siap untuk sekolah. Anak belajar tentang bagaimana berperilaku secara sosial dan emosional dengan cara meniru perilaku orang yang paling dekat dengan mereka.
Memasuki sekolah dasar pada waktunya sangat penting bagi kelangsungan perkembangan anak. Dukungan orangtua, atau pengasuh, guru dan masyarakat merupakan hal yang sangat penting. Semua anak tumbuh dan berkembanga dalam pola yang sama, tetapi setiap anak berkembang sesuai dengan kemampuanya. Setiap anak memiliki minat sendiri, perangai sendiri, dan cara berinteraksi sosial serta pendekatan khas terhadap pembelajaran.
Otak seorang anak berkembang secara cepat sampai dengan usia lima tahun, terutama usia 3 tahun pertama. Periode tersebut merupakan perkembangan yang cepat dari kemampuan pengenalan, bahasa, sosial, emosi dan gerak. Sebagai contoh, seorang anak belajar banyak sekali mengenal kata-kata pada sejak usia 15-18 bulan. Pembelajaran bahasa yang cepat ini berlangsung sampai usia pra sekolah. Otak anak tumbuh sejalan dengan apa yang ia lihat, rasakan, cicipi, cium atau dengar. Setiap saat anak menggunakan satu dari indra ini, maka akan terjalinlah sebuah hubungan syaraf dalam otak anak tersebut. Pengalaman baru berulangkali akan menumbuhkan hubungan baru yang nantinya akan membentuk cara anak berpikir, merasakan, berperilaku dan belajar pada masa kini dan yang akan datang.
Sebuah hubungan erat antara pengasuh dan anak merupakan cara terbaik untuk memupuk pertumbuhan otak anak. Jika seorang pengasuh bermain dan bernyanyi, bicara, membaca atau menceritakan dongeng kepada anak, memberi makan dengan makanan sehat, cinta dan kasih sayang , maka otak anak akan tumbuh. Menjadi sehat, berinteraksi dengan pengasuh dan tinggal dalam sebuah lingkungan sehat serta aman, akan menimbulkan perbedaan yang sangat besar bagi pertumbuhan anak, perkembangan dan potensinya mendatang.
Bayi memerlukan banyak perawatan dan kasih sayang pada tahun-tahun pertama. Memegang, memeluk, dan bicara kepada bayi akan merangsang pertumbuhan otak, dan meningkatkan perkembangan emosi. Selalu dekat kepada ibu, dan memberikan ASI ketika bayi memerlukannya, akan memberikan rasa aman kepada anak. Bayi menyusu untuk kebutuhan gizi dan rasa nyaman.
Bagi anak, menangis merupakan bentuk komunikasi. Memberikan respon kepada tangisan bayi tersebut dengan cara memegang atau berkata dengan lemah lembut akan menumbuhkan rasa percaya dan aman kepada si bayi. Keterikatan awal kepada ibu, ayah atau pun pengasuh akan membantu seorang anak untuk mengembangkan kemampuan yang luas untuk menggunakan dan membangun sepanjang hidupnya dan ini meliputi kemampuan untuk:
·         Belajar
·         Percaya kepada diri sendiri dan memiliki rasa harga diri yang tinggi
·         Memiliki kemampuan sosial yang positif
·         Memiliki hubungan yang berhasil pada usia dewasa
·         Mengembangkan rasa empati

Pada saat otak anak berkembang, demikian pula emosinya tumbuh dengan nyata  dan sangat kuat. Anak dapat berubah menjadi frustasi, jika mereka tidak dapat mengerjakan sesuatu atau tidak dapat memiliki sesuatu yang mereka kehendaki. Mereka sering menjadi takut kepada orang baru, situasi baru atau kegelapan. Anak yang ditertawakan karena reaksi tersebut atau mendapatkan hukuman atau acuhkan mereka akan tumbuh menjadi pemalu dan tidak mampu mengekspresikan emosinya secara wajar. Jika seseorang pengasuh merupakan seorang penyabar dan bersikap simpatik ketika seorang anak mengekspresikan perasaan dengan kuat, maka anak cenderung akan tumbuh dengan bahagia, aman, dan harmonis.
Anak laki dan perempuan memiliki hubungan yang sama fisik, mental, emosi dan sosial. Keduanya memiliki kemampuan yang sama untuk belajar. Keduanya memiliki kebutuhan yang sama terhadap perhatian, cinta kasih dan persetujuan. Anak yang mendapatkan hukuman baik fisik maupun mental, pada saat marah, maka mereka cenderung akan menjadi kasar juga. Beberapa cara positif dan efektif untuk mengatasi perilaku anak, seperti:
·         Memberikan penjelasan yang jelas kepada anak tentang apa yang boleh dilakukan dan apa tidak boleh dilakukan
·         Memberikan respon yang konsisten terhadap perilaku tertentu
·         Memberikan pujian untuk perilaku yang baik

Berbagai respon orangtua akan mendorong anak menjadi anggota keluarga dan masyarakat yang produktif dan mampu menyesuaikan diri dengan baik. Kedua orang tua dan anggota keluarga perlu dilibatkan dalam perawatan, pengasuhan, pertumbuhan, pembelajaran dan perkembangan anak. Mereka harus menjadikan anak laki dan perempuan merasa diperlakukan sama pada saat mereka mendorong anak untuk belajar dan menjelajah, ini merupakan persiapan penting menuju sekolah. Ibu seluruh dunia biasanya mengambil peran utama untuk memenuhi hak dan kebutuhan anak. Mereka mencintai, memberi makan, menghibur, mengajar, bermain dan merawat anak mereka.
Peran seorang ayah sama pentingnya dengan peran ibu dalam menghibur, merawat  serta melindungi hak anak mereka. Seorang anak harus menjadikan anak perempuan dan laki-laki mereka merasa  sama penting. Bersama-sama ayah dan ibu dapat menjamin bahwa anak akan menerima pendidikan, gizi yang baik dan perawatan kesehatan yang sama.

Sumber:
UNICEP, WHO. ETC. 2010. PENUNTUN HIDUP SEHAT.JAKARTA:UNICEF INDONESIA



Tidak ada komentar:

Posting Komentar