Minggu, 23 November 2014

INFORMASI PENDUKUNG MANFAAT AIR SUSU IBU




ASI merupakan imunisasi pertama, dan sekaligus dapat memberikan perlindungan terhadap diare, infeksi telinga , infeksi saluran pernapasan serta beberapa masalah kesehatan lainnya. Perlindungan menjadi hal yang sangat berguna ketika ibu hanya memberikan ASI saja selama enam bulan pertama, mulai usia enam bulan bayi harus diberikan makanan tambahan (MP_ASI) dan menyusui masih tetap dilanjutkan bersama dengan makanan lainnya sampai anak berusia 2 tahun dan lebih. Tidak ada susu, makanan atau pelengkap lainnya yang dapat memberikan perlindungan sebaik ASI.
Pemberian ASI membantu ibu dan bayi membentuk hubungan kasih sayang yang sangat erat sebuah proses yang disebut ikatan batin. Hubungan yang erat membantu bayi merasa aman dan di cintai yang diperlukan untuk diperlukan untuk pertumbuhan dan perkembangan bayi.

Manfaat memberikan ASI bagi ibu:
1.       Terbukti secara ilmiah dapat mengurangi resiko kanker payudara dan kanker indung telur (ovarium) pada ibu.
2.       Cara kontrasepsi alamiah, karena dengan memberikan ASI akan merangsang keluarnya hormon prolaktin untuk memproduksi ASI sekaligus menunda kesuburan sehingga kehamilan tertunda.
3.       Mengurangi pendarahan setelah melahirkan dan mencegah terjadinya anemia.
4.       Mengembalikan berat badan seperti sebelum hamil.
5.       Lebih ekonomis, praktis, hygienis dan hemat waktu

Ayah dan anggota keluarga yang lain dapat membantu ibu, dengan menganjurkan ibu beristirahat sambil menyusui bayi. Mereka juga dapat membantu ibu dengan menyediakan makanan bergizi, menyelesaikan pekerjaan rumah lainnya atau merawat anak lainnya yang lebih besar.
Bayi yang tidak mendapatkan ASI, tidak akan memperoleh perlindungan dari antibodi ibunya yang disalurkan melalui ASI terhadap berbagai penyakit. Bayi akan dengan mudah terkena diare, dan infeksi saluran pernafasan serta telinga. Diare dan infeksi saluran pernafasan dapat mematikan bayi dan anak.
Memberikan makan bayi dengan produk pengganti ASI atau susu formula, dapat mengakibatkan pertumbuhan yang lambat dan sakit-sakitan, jika:
1.       Terlalu banyak atau terlalu sedikit air yang ditambahkan
2.       Air tidak berasal dari sumber yang aman atau
3.       Botol dan puting susu tidak dibersihkan dengan baik
Pengganti ASI dapat mengandung bakteri berbahaya yang dapat menyebabkan anak sakit. Menurut hasil beberapa penelitian, diketahui bahwa anak yang diberikan produk pengganti ASI lebih berisiko memiliki berat badan berlebihan, penyakit kronis sepertu penyakit jantung, dibandingkan dengan anak yang diberikan produk pengganti ASI, memerlukan biaya yang mahal apalagi  jika orang tua tidak mampu. Sebagai contoh, untuk memberikan makan seorang bayi selama 6 bulan pertama akan memerlukan 20 kg produk pengganti ASI atau sekitar 40 kaleng susu formula. Petugas kesehatan terlatih harus memberikan pengetahuan kepada setiap orang tua mengenai besarnya biaya penggunaan susu pengganti ASI.
Jika memang sangat diperlukan untuk memberikan susu pengganti bayi karena alasan medis, hal ini penting, pertama, adalah memasak air bersih hingga mendidih dan setelah itu di campur dengan susu formula. Air matang yang sudah dingin kembali tidak boleh dicampurkan dengan bubuk pengganti ASI. Petunjuk untuk mencampur harus di ikuti dengan teliti. Ini untuk memastikan bahwa jumlah bubuk formula dengan air yang aman akan bercampur dengan dalam satu proses yang hygienis. Sebelum memberikan susu pengganti kepada bayi, ibu, ayah harus yakin bahwa susu tersebut tidak terlalu panas.
Susu yang berasal dari hewan atau susu formula akan menjadi rusak jika disimpan dalam ruangan bertemperatur antara 20 – 25 derajat celcius lebih dari 2 jam. ASI dapat disimpan sampai dengan 8 jam dalam kondisi temperatur ruangan tanpa menjadi rusak. Tentunya lebih baik jika menyimpan segala macam susu dalam botol atau wadah tertutup yang bersih, lebih baik lagi dalam lemari pendingin (kulkas). Makanan terbaik untuk bayi yang tidak dapat langsung menyusu kepada ibunya adalah ASI yang diperah dari ibunya .

Sumber:
UNICEP, WHO. ETC. 2010. PENUNTUN HIDUP SEHAT.JAKARTA:UNICEF INDONESIA

Tidak ada komentar:

Posting Komentar