Benturan Kepentingan
Merupakan situasi atau kondisi dimana seseorang yang karena
jabatan/posisi, memiliki kewenangan yang berpotensi dapat disalah gunakan baik sengaja maupun tidak
disengaja untuk kepentingan lain sehingga dapat mempengaruhi kualitas
keputusannya, serta kinerja hasil keputusan tersebut yang dapat merugikan bagi
organisasi/perusahaan.
Seluruh karyawan & pimpinan perusahaan harus dapat
menjaga kondisi bebas dari kepentingan suatu pihak manapun. Hal ini timbul bila
karyawan maupun pimpinan perusahaan mempunyai kepentingan pribadi secara
langsung maupun tidak langsung sehingga berdampak pada keputusan yang tidak
objektif, bebas dari keraguan-raguan dan demi kepentingan terbaik bagi perusahaan.
Jika seseorang dalam perusahaan merasa bahwa dirinya mungkin terlibat dalam
benturan kepentingan harus segera melaporkan semua hal tersebut secara detail
kepada pimpinan yang lebih tinggi. Bentuk-bentuk situasi benturan kepentingan,
diantaranya:
- Situasi
menerima gratifikasi atau pemberian atau penerimaan hadiah atas suatu keputusan
atau jabatan yang menguntungkan pihak pemberi.
- Situasi
penggunaan asset jabatan atau perusahaan untuk kepentingan pribadi.
- Situasi
menyebabkan informasi rahasia jabatan atau perusahaan dipergunakan untuk
kepentingan pribadi atau golongan.
- Dll.
Sumber-Sumber Penyebab Benturan Kepentingan
- Kekuasaan
dan kewenangan seseorang
- Perangkapan
jabatan, yakni seseorang memegang jabatan lain yang memiliki benturan kepentingandengan tugas
dan tanggungjawab pokoknya pada perusahaan sehingga tak dapat menjalankan
jabatannya secara profesional, independen, dan akuntabel.
- Hubungan
afiliasi, yakni hubungan yang dimiliki oleh seseorang dalam perusahaan dengan
pihak terkait dengan kegiatan usaha perusahaan, baik karena hubungan darah,
hubungan perkawinan maupun hubungan pertemanan yang dapat mempengaruhi
keputusannya.
- Dll
Etika dalam Tempat Kerja
Etika kerja mengatur bagaimana bersikap, bertindak di dalam
lingkungan dimana seseorang bekerja. Hal ini menyangkut hubungan seseorang
dengan atasanya, sesama rekan kerja ataupun dengan bawahan maupun tamu
perusahaan. Etika dalam tempat kerja merupakan kebiasaan seseorang yang
membuat/mendorong seseorang untuk secara pribadi bertanggungjawab pada
pekerjaan dan tanggungjawabnya. Biasanya sering dikaitkan dengan karakter
seseorang.
Aspek Etika Kerja terdiri dari:
-
Interpersonal
Skills
Termasuk kebiasaan, sikap, tingkah laku, penampilan. Perkembangan
interpersonal skills dipengaruhi oleh keluarga, teman, dan observasi kita pada
dunia sekitar dan akan mempengaruhi kesempatan dan kesuksesan seseorang.
-
Inisiatif
-
Dapat
diandalkan
Pakaian, Masuk & Pulang kerja
dilingkungan perusahaan
Pakaian disesuaikan dengan:
-
Jenis
usahanya
o
Traditional business: Hukum, Bank, Keuangan – kesan:
konservatif, solid.
o
People business: pengajar, sales, real estate – kesan:
dipercaya, berpendidikan, friendly.
o
Artistic business: Seni, fashion, penulis, entertaiment
– kesan: kreatif, unik.
-
Budaya
Perusahaan
-
Orang
yang akan dihadapi/ditemui/beriteraksi
Masuk & Pulang Kerja
o
Masuk
kerja dengan waktu yang cukup 10 menit sebelum jam mulai kerja
o
Buat
perencanaan kerja yang baik sehingga efektivitas pekerjaan tinggi
o
Kebersihan
dan kerapihan di tempat kerja
o
Mengucapkan
salam sebelum pulang
o
Merapikan
semua yang ada di atas meja
o
Membuat
perencanaan kerja untuk keesokan harinya.
Aktivitas Bisnis Internasional –
Masalah Budaya
Bisnis
internasional merupakan bisnis antara pihak-pihak yang lebih dari satu negara.
Peserta dari aktivitas bisnis internasional terdiri dari: individu pribadi,
perusahaan individu, perusahaan kelompok, pemerintah. Perbedaan bisnis
internasional dengan domestik adalah batasan wilayah, konversi mata uang,
sistem hukum & peraturan, budaya, ketersediaan sumberdaya.
Aktivitas
bisnis internasional meliputi:
-
Ekspor
dan Impor
o
Perdagangan
Barang
·
Ekspor
& impor barang
·
Perdagangan
terlihat
o
Perdagangan
jasa
·
Ekspor
& impor jasa
·
Perdagangan
tidak terlihat
-
Investasi
internasional
Modal yang di pasok oleh penduduk
suatu negara ke penduduk negara lainnya.
-
Lisensi,
franchising, aliansi, joint venture
Hambatan Dalam Memasuki Bisnis
Internasional
- -
Batasan
perdagangan dan tarif bea masuk
- - Perbedaan
bahasa, sosial budaya
- Perbedaan dalam hal bahasa, adat
istiadat, kebiasaan masyarakat, kepercayaan seringkali merupakan hambatan bagi
kelancaraan bisnis internasional. Perbedaan kondisi sosial budaya merupakan
suatu masalah yang harus dicermati pula dalam melakukan bisnis internasional.
Misalnya: penggunaan simbol-simbol tertentu, pemberian warna, penggunaan
kata-kata/bahasa terhadap suatu produk ataupun bungkusnya harus hati-hati
karena warna tertentu yang ada disuatu negara.
-
Kondisi
politik dan hukum perundang-undangan
- -
Dll.
Akuntabilitas Sosial
Merupakan sebuah konsep etika yang dekat dengan administrasi
publik pemerintahan yang mempunyai arti antara lain, hal ini sering digunakan
secara sinonim dengan konsep-konsep seperti yang dapat dipertanggungjawabkan (responsibility), yang dapat
dipertanyakan (answerability), yang
dapat dipersalahkan (blameworthiness) dan
yang mempunyai keterkaitan dengan harapan dapat menerangkan salah satu aspek
dari administratif publik atau pemerintah. Fungsi kontrol serta pencipta demokrasi
yang baik pun berjalan dengan optimal. Negara pun dipaksa akuntabel dan
transparan kepada masyarakat terhadap apa saja kebijakan yang diterapkan.
Selain itu, keadaan ini juga memudahkan terlahirnya pemimpin yang berahlak,
kredibel dan kapabel yang pada akhirnya juga mewujudkan good governance atau tata kelola pemerintahan yang baik pula.
Manajemen Krisis
Esensi
manajemen krisis adalah upaya untuk menekan faktor ketidakpastian dan faktor
resiko hingga tingkat serendah mungkin, dengan demikian akan lebih mampu
menampilkan sebanyak mungkin faktor kepastiannya. Sebenarnya yang disebut
manajemen krisis itu diawali dengan langkah mengupayakan sebanyak mungkin
informasi mengenai alternatif-alternatif, maupun mengenai probabilitas, bahkan
jika mungkin mengenai kepastian tentang terjadinya, sehingga pengambilan
keputusan mengenai langkah-langkah yang direncanakan untuk ditempuh, dapat
lebih didasarkan pada sebanyak mungkin dan selengkap mungkin serta setajam
(setepat) mungkin informasinya. Tentu saja diupayakan dari sumber yang dapat
diandalkan (reliable), sedangkan
materinya juga menyandang bobot nalar yang cukup.
Manajemen krisis membedakan situasi krisis menjadi :
pra-krisis dan krisis. Situasi Pra-krisis adalah situasi masih tenang dan
stabil, bahkan tanpa tanda-tanda akan terjadinya krisis. sedangkan Situasi
Krisis dirinci dalam tahap-tahap prodimal, akut, kronik, dan pengakhiran (resolution). Pada tahap prodomal, hadir
tanda-tanda, pada tahap akut, terjadi kerusakan (damage), pada tahap kronik, krisis akan berlanjut yang lebih parah,
dan pada tahap pengakhiran, krisis berakhir/teratasi.
Daftar pustaka:
http://www.jasamarga.com/gcg/Benturan%20Kepentingan.pdf
http://kur2003.if.itb.ac.id/file/ETIKA%20KERJA.pdf
http://teguh-kurniawan.web.ugm.ac.id/bahan-ajar/APP_Ekst_22092007.pdf
(akun.sosial)
http://pusdiklatwas.bpkp.go.id/namafile/500/Modul_AIP_ok1.pdf
(sama)
http://berri.unitas-pdg.ac.id/files/32/Bisnis%20internasional/overview%20bisnis%20internasional.pdf
http://id.wikipedia.org/wiki/Akuntabilitas
http://www.academia.edu/3633824/Mengoptimalkan_Akuntabilitas_Sosial_Melalui_Pendidikan_Politik
http://emul85.files.wordpress.com/2010/04/manajemen-krisis-cip.doc
Tidak ada komentar:
Posting Komentar